Tata cara pesan
Sering sakit perut saat haid? Nah, banyak yang mengira masalah sakit perut saat haid ini adalah hal yang biasa, padahal sebenarnya sakit perut saat haid bisa menjadi tanda dari kondisi kesehatan kita.
Yuk, cari tahu sebenarnya apa penyebab dan cara mengatasi sakit perut saat haid!
Penyebab Sakit Perut Saat Haid
Sakit perut saat haid adalah kondisi kontraksi yang berlebihan dari otot-otot perut dan otot-otot di rahim.
Saat sedang menstruasi memang akan terjadi kontraksi pada rahim untuk meluruhkan dinding rahim.
Tetapi ketika kontraksinya berlebihan karena ada kondisi tertentu yang tidak normal, kamu akan merasakan kram perut yang bikin nggak nyaman.
Kondisi-kondisi yang memicu sakit perut ketika menstruasi yaitu:
- Penebalan dinding rahim yang terlalu berlebihan (hiperplasia endometrium).
- Kista endometriosis yang cukup besar atau banyak.
- Polip rahim atau kista lainnya di rahim dan sekitarnya.
- Infeksi pada rahim.
Kondisi di atas disebabkan karena ketidakseimbangan hormon reproduksi, serta asupan nutrisi yang rendah dan tidak berkualitas.
Baca Juga: 12 Penyebab Mens Tidak Teratur dan Cara Gampang Mengatasinya
Cara Mengatasi Sakit Perut Saat Haid
Sakit perut menstruasi tentunya mengganggu banget dan bikin kamu nggak nyaman beraktivitas.
Makanya, ikuti cara-cara ini untuk menghilangkan sakit perut saat haid secara alami dan cepat!
1. Atur Pola Napas
Lakukan pola napas dengan mengatur menjadi lebih dalam dan pelan agar kontraksi otot perut dan rasa nyeri menstruasi berkurang.
2. Olahraga Ringan dan Stretching
Lakukan olahraga ringan dan melakukan stretching yang rutin agar membuat otot-otot tubuh terlatih tidak berkontraksi secara berlebihan.
Yoga juga bisa mengurangi stres dan merelaksasi otot perut bagian bawah. Aktivitas fisik akan membantu mengurangi gas, kembung, dan sembelit akibat haid.
3. Kompres Perut
Mengompres perut bisa jadi cara efektif mengatasi perut sakit saat haid. Kalau kamu nggak punya heating pad, kamu dapat menggunakan botol berisi air hangat atau handuk yang sudah direndam air hangat.
Letakkan di perut dan bagian tubuh lain yang terasa nyeri. Selain itu, mandi air hangat juga membantu meringankan nyeri perut karena menstruasi.
4. Minum Jus Detox
Cara meredakan sakit perut saat haid selanjutnya adalah minum jus detox dari nakedpress. Detox for Women’s Health adalah rangkaian jus sayur dan buah yang dibuat khusus untuk wanita.
Membantu membuat mens bebas dari rasa sakit, melancarkan mens yang nggak teratur, sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh supaya kamu terus bugar.
Nah, untuk jus yang bisa kamu minum setiap hari, coba Wild Flower deh! Jus ini biasa disebut jus 3 diva buah, dibuat dari apel, wortel, dan tomat yang tinggi antioksidan. Bermanfaat melancarkan dan mengurangi nyeri haid, juga menjaga keseimbangan hormon.
Baca Cerita Sukses: Sasa, Setiap Bulan Selalu Ngerasain Drama PMS
5. Minum Teh Herbal
Selain jus sayur, teh herbal juga jadi cara menghilangkan sakit perut saat menstruasi, lho.
Teh chamomile, peppermint, kayu manis, jahe, dan akar kunyit punya khasiat mengurangi kram perut. Minumlah teh herbal dua kali sehari untuk merasakan efeknya.
6. Perbanyak Asupan Nutrisi
Mengonsumsi makanan yang bersifat antiinflamasi bisa mengatasi sakit perut saat haid. Contohnya blueberry, ceri, labu, tomat, ikan kaya omega-3, sayuran hijau, dan almond.
7. Pijat Perut
Cara mengurangi sakit perut saat haid yang juga direkomendasikan adalah memijat perut. Kamu bisa melakukan pijatan selama 20 menit di sekitar perut, pinggang, dan punggung.
Gunakan essential oil atau minyak pijat aromaterapi supaya bikin badan makin rileks, seperti minyak dengan aroma lavender, peppermint, atau mawar.
Baca Juga: 10 Makanan dan Minuman yang Bisa Mengurangi Nyeri Haid
8. Obat Pereda Nyeri
Kalau kamu nggak tahan banget sama rasa nyeri, minumlah obat dari apotek sebagai cara menyembuhkan sakit perut saat haid.
Obat pereda nyeri yang dapat kamu konsumsi di antaranya aspirin, ibuprofen, atau naproxen.
Suplemen vitamin E, asam lemak omega-3, vitamin B1, vitamin B6, dan magnesium juga bisa meredakan kram perut akibat menstruasi. Pastikan kamu mengonsumsi obat dan suplemen dengan dosis yang tepat ya!
9. Hindari Makanan yang Bikin Kembung
Selama menstruasi, ada beberapa jenis makanan yang bisa bikin kembung dan menyebabkan resistensi air yang bisa memperparah nyeri perut.
Makanan-makanan itu yakni gorengan, makanan berlemak, alkohol, soda, makanan manis, kopi, dan makanan tinggi garam.
Kalau kamu ngidam makanan manis saat menstruasi, ganti cake atau permen dengan buah-buahan.
Itu dia berbagai cara mengatasi sakit perut saat haid yang dapat kamu coba di rumah. Pastikan kamu mendapatkan nutrisi sayur dan buah yang beragam di paket detox nakedpress, ya!
Asupan bahan bakar yang cukup bisa menjaga keseimbang hormon reproduksi dan mengurangi kontraksi otot rahim selama menstruasi.
Hasil Setelah Rutin Detox 1 Hari Setiap Minggu
Baca cerita Glenda Karina yang haid-nya jadi lancar setelah rutin Detox 1 hari setiap minggu
- Hill P., et. al. 1980. Diet, lifestyle, and menstrual activity. The American Journal of Clinical Nutrition. DOI: 10.1093/ajcn/33.6.1192
- Reed B. G. dan Carr B. R. The Normal Menstrual Cycle and the Control of Ovulation. Endotext. PMID: 25905282
- Barbieri R. L. 2014. The endocrinology of the menstrual cycle. Human Fertility. DOI: 10.1007/978-1-4939-0659-8_7
- Najafi N., et. al. 2018. Major dietary patterns in relation to menstrual pain: a nested case control study. BMC Women’s Health. DOI: 10.1186/s12905-018-0558-4
- Proctor M. dan Farughar C. 2016. Diagnosis and management of dysmenorrhoea. BMJ. DOI: 10.1136/bmj.332.7550.1134
- Kartal Y. A. dan Akyuz E. Y. 2018. The effect of diet on primary dysmenorrhea in university students: A randomized controlled clinical trial. Pakistan Journal of Medical Sciences. DOI: 10.12669/pjms.346.16477
- Bavil D.A., et. al. 2016. Comparison of lifestyles of young women with and without primary dysmenorrhea. Electronic Physician. DOI: 10.19082/2107
- Bajaln Z., et. al. 2019. Nutrition as a Potential Factor of Primary Dysmenorrhea: A Systematic Review of Observational Studies. Gynecologic and Obstetric Investigation. DOI: 10.1159/000495408