Tata cara pesan
Banyak wanita yang punya PCOS susah menurunkan berat badan. Apakah benar PCOS bisa memicu berat badan susah turun?
Berikut adalah alasan kenapa PCOS dan berat badan yang susah turun saling berhubungan:
1. HORMON TIDAK SEIMBANG
PCOS disebabkan adanya ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Semakin parah PCOS, semakin berantakan juga hormon-hormon dalam tubuh sehingga metabolisme juga tidak berfungsi normal bahkan menurun sehingga membuat lemak semakin mudah menumpuk
2. LAPAR TERUS MENERUS
Ketidakseimbangan hormon juga membuat tubuh merasa lapar karena hormon juga mengontrol rasa lapar, akhirnya menjadi lapar terus menerus dan memicu untuk ngemil
3. HORMON, METABOLISME DAN NGEMIL
Karena hormon sudah tidak seimbang, metabolisme jadi turun, dan ditambah pingin ngemil terus, membuat berat badan semakin susah turun
BAGAIMANA CARA MEMBANTU PCOS SUPAYA BERAT BADAN BISA STABIL?
Kembalikan keseimbangan hormonal dengan memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh secara rutin
Mulai dengan rutin Detox 1 hari setiap minggu biar nutrisi terpenuhi. Selain bantu menyeimbangkan hormon tubuh, juga membantu PCOS membaik dan juga bantu menstabilkan berat badan dengan membersihkan dan membuang lemak menumpuk dalam tubuh karena metabolisme tubuh akhirnya normal lagi.
Baca juga : Apa itu Detox?
CERITA SUKSES
Baca cerita Pritha Sati Putri yang terkena gejala PCOS karena salah pola diet.
Sumber:
- Moran LJ, et. al. 2011. Lifestyle Changes in Women with Polycystic Ovary Syndrome. Cochrane Database of Systematic Reviews. DOI: 10.1002/14651858.CD007506.pub2
- Dennet CC. and Simon J. 2015. The Role of Polycystic Ovary Syndrome in Reproductive and Metabolic Health: Overview and Approaches for Treatment. Diabetes Spectrum. DOI: 10.2337/diaspect.28.2.116
- Chavarro JE., et. al. 2007. Diet and Lifestyle in the Prevention of Ovulatory Disorder Infertility. Obstetrics & Gynecology. DOI: 10.1097/01.AOG.0000287293.25465.e1
- Moran LJ., et. al. 2013. The Contribution of Diet, Physical Activity and Sedentary Behaviour to Body Mass Index in Women with and without Polycystic Ovary Syndrome. Human Reproduction. DOI: 10.1093/humrep/det256