Tata cara pesan
Apa sih alergi itu? Dan apa sih perbedaannya sama autoimun?
Ada yang bilang kalau autoimun itu adalah bentuk lain dari alergi, tapi apakah benar seperti itu?
Terus, kalau sudah kena alergi ataupun autoimun, apakah benar tidak akan pernah sembuh?
Yuk kita bahas lebih lanjut disini dan cara-cara alami mengatasinya.
Apa Itu Alergi Dan Autoimun?
Alergi adalah kondisi peradangan yang terjadi akibat aktivitas sistem imun yang berlebihan saat tubuh terpapar oleh sebuah zat yang dianggap berbahaya atau tidak baik oleh tubuh.
Zat tersebut bisa bermacam-macam antara lain:
- Berbagai jenis kandungan nutrisi atau bahan makanan/minuman.
- Suhu udara atau air yang mengenai kulit.
- Bahan-bahan yang terkandung di skin care.
- Sisa-sisa deterjen cuci baju.
- Bahan kandungan parfum atau body cologne.
- Bahan kain dari baju atau celana.
Autoimun adalah kondisi peradangan yang sangat tinggi akibat aktivitas sistem imun yang berlebihan dan menyerang sel-sel sehat tubuh sendiri.
Kondisi autoimun dapat dipicu berbagai hal antara lain:
- Kondisi infeksi kronis yang tidak sembuh sempurna.
- Alergi kronik yang tidak dilakukan pencegahan dan perubahan pola hidup sehat.
- Asupan makanan sehari-hari yang kurang bergizi.
- Aktivitas fisik yang terlalu tinggi tanpa proses penyembuhan dan istirahat yang cukup.
- Keseimbangan bakteri usus yang berantakan.
- Infeksi virus, bakteri, atau paparan radiasi.
- Kelainan genetik.
Autoimun yang paling umum ditemui.
Penyakit autoimun yang paling umum ditemui di Indonesia antara lain:
- Rheumatoid Arthritis.
- Systemic Lupus Erythematosus (SLE).
- Psoriasis/Psoriatic Arthritis
- Multiple Sclerosis
- Myasthenia Gravis
- Sjogren's Syndrome
- Idiopathic/Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP)
- Guillain Barre Syndrome (GBS)
- Diabetes Mellitus Tipe 1
- Grave's Disease
- Hashimoto's Disease
- Kawasaki Syndrome
Kapan Harus Periksa Ke Dokter?
Gejala yang muncul sangat tergantung dari tipe penyakit yang menyerang.
Ada yang gejalanya hanya di persendian.
Ada juga yang hingga ke seluruh organ.
Tanda waspada yang perlu diperhatikan antara lain:
- Demam yang tidak sembuh > 14 hari.
- Hampir seluruh sendi bengkak dan sakit.
- Sering lemas dan pingsan.
- Muncul bercak merah yang banyak dan menyebar.
- Badan susah atau sakit saat digerakan.
Pemeriksaan dini dengan dokter dapat membantu untuk pencegahan dan pengobatan dini juga.
Bagaimana Cara Mengatasi Alergi dan Autoimun Secara Alami?
Beberapa ahli berpendapat bahwa kondisi alergi dan autoimun tidak dapat diobati atau sembuh tuntas.
Hal ini dikarenakan kondisi alergi dan autoimun sebenarnya ada reaksi dari tubuh terhadap pemicu-pemicu yang sudah disebutkan diatas tadi.
Reaksi tubuh yang seharusnya normal dan seimbang, tetapi malah berlebihan dan merusak sehingga memunculkan gejala alergi dan autoimun.
Oleh karena itu, berbagai obat-obatan alergi dan autoimun lebih menyerahng sistem reaksi tubuh tersebut sehingga tidak memunculkan gejala lagi.
Namun, obat saja tidak memperbaiki keadaan karena saat dosisnya hilang, reaksi tubuh yang merusak tadi akan muncul lagi.
Tubuh kita adalah mesin yang sangat pintar untuk beradaptasi apabila diberikan kesempatan dan segala yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan.
Disinilah peran kita untuk melakukan berbagai cara alami yang dapat membantu tubuh kita melakukan adaptasi dan perbaikan secara maksimal.
Apabila digabung dengan obat, hasilnya akan sangat luar biasa serta akan lebih mencegah gejala kambuh secara tiba-tiba atau lebih berat.
Cara mengatasi alergi dan autoimun secara alami saat gejala muncul antara lain:
- Segera cari tahu pemicu gejala muncul saat ini (makanan/minuman tertentu atau lainnya).
- Hentikan konsumsi kopi, teh, ataupun minuman rasa-rasa lainnya saat gejala sedang muncul.
- Segera konsumsi air mineral 100-300 ml secara bertahap dan beberapa kali selama gejala belum mereda.
- Konsumsi air yang mengandung tinggi mineral dan elektrolit seperti dari Kelapa atau Cold Press Juice Semangka atau Melon 300-700 ml secara bertahap selama gejala masih muncul.
- Gunakan bedak yang mengandung menthol atau kompres air dingin pada daerah kulit yang gatal.
Untuk mencegah Alergi muncul sebenarnya terletak pada pola hidup sehat dan keseimbangan bakteri usus dengan cara:
- Kurangi makanan yang digoreng, terlalu manis, asin, berlemak, dan bertepung
- Perbanyak konsumsi sayur buah setiap hari
- Pilih protein dan lemak baik, i.e. ikan, alpukat, biji-bijian, kacang-kacangan
- Pilih karbohidrat kompleks, i.e. nasi kongbap, nasi merah, sorghum, ubi
- Lebih banyak mengkonsumsi minum air mineral daripada kopi, teh, ataupun soda.
- Detox nakedpress 1 hari setiap minggu
Cara alami untuk bantu atasi gejala autoimun antara lain:
- Batasi makan makanan gula, tepung, dan gorengan.
- Ganti dan pilih protein dan lemak baik seperti ikan, alpukat, kacang, atau biji-bijian.
- Konsumsi sayuran segar minimal 400 gram/hari.
- Hindari minuman dengan tambahan gula, soda, atau alkohol.
- Perbaiki jadwal dan kualitas tidur.
- Latihan relaksasi dan pengendalian stress.
- Latihan puasa minimal 1x/minggu secara teratur.
Masih banyak hal lainnya yang dapat dilakukan, namun kebiasaan pola hidup sehat adalah kunci utamanya.
Banyak sekali penyakit di dunia saat ini disebabkan pola hidup.
Begitu juga dengan autoimun, dimana ternyata hampir 70-80% muncul akibat dari pola hidup yang berantakan.
Mulai bangun kebiasaan sehat dan perbaiki pola hidup menjadi lebih sehat.
- Necioni A., et. al. 2018. Fasting and Cancer: Molecular Mechanisms and Clinical Application. Nature Reviews Cancer. DOI: 10.1038/s41568-018-0061-0
- de Groot S., et. al. 2019. Effects of Short-Term Fasting on Cancer Treatment. Journal of Experimental and Clinical Cancer Research. DOI: 10.1186/s13046-019-1189-9
- Bagherniya M., et. al. 2018. The Effect of Fasting or Calorie Restriction on Autophagy Induction: a Review of the Literature. Ageing Research Reviews. DOI: 10.1016/j.arr.2018.08.004
- Durazzo A., et. al. 2018. Fruit-Based Juices: Focus on Antioxidant Properties - Study Approach and Update. Phytotherapy Research. DOI: 10.1002/ptr.6380
- Bellik Y., e.t al. 2013. Molecular Mechanism Underlying Anti-Inflammatory and Anti-Allergic Activities of Phytochemicals: An Update. Molecules. DOI: 10.3390/molecules18010322
- Holst B. and Williamson G. 2008. Nutrients and Phytochemicals: from Bioavailability to Bioefficacy beyond antioxidants. Current Opinion in Biotechnology. DOI: 10.1016/j.copbio.2008.03.003
- Pandey K.B. and Rizvi S.B. 2009. Plant Polyphenols as Dietary Antioxidants in Human Health and Disease. Oxidative Medicine and Cellular Longevity. DOI: 10.4161/oxim.2.5.9498
- Gedi M.A., et. al. 2017. Component Analysis of Nutritionally Rich Chloroplasts: Recovery from Conventional and Unconventional Green Plant Species. Journal of Food Science and Technology. DOI: 10.1007/s13197-017-2711-8
- Amirkia V. and Heinrich M. 2014. Alkaloids as Drug Leads - A Predictive Structural and Biodiversity-based Analysis. Phytochemistry Letters. DOI: 10.1016/j.phytol.2014.06.015
- Abourashed E.A. 2013. Bioavailability of Plant-Derived Antioxidants. Antioxidants. DOI: 10.3390/antiox2040309
- Schaefer B.A., et. al. 2012. Cancer and Related Case Studies Involving Salvestrol and CYP1B1. Journal of Orthomolecular Medicine, Vol 23 Number 3.
- Slavin J.L. and Lloyd B. 2012. Health Benefits of Fruits and Vegetables. Advances Nutrition. DOI: 10.3945/an.112.002154