Cart

Catatan tambahan untuk langganan

Belanja

Cek area pengantaran

Tanggal pengiriman

Catatan tambahan

Disarankan pilih tanggal kirim H-1 Detox, agar bisa mulai sepagi mungkin tanpa menunggu kurir. Cek Area Pengiriman

Mungkin Anda ingin membeli produk rekomendasi kami

Detox Original

Detox Original

Untuk jaga kolesterol dan gula darah normal
Rp 320.000
Detox Maag GERD

Detox Maag GERD

untuk bantu redakan maag, GERD, atau LPR
Rp 320.000
Lihat semua produk
 

Cek area pengantaran

Area Pengiriman

DKI Jakarta Mencakup seluruh wilayah Jakarta
Depok Kecamatan Beji, Cimanggis, Cinere, Cipayung, Limo
Tangerang Kecamatan Batuceper, Benda, Ciledug, Cipondoh, Karang Tengah, Larangan, Pinang
Tangerang Selatan Kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong Utara
Bekasi Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Jatisampurna, Medan Satria, Pondok Gede, Pondok Melati

Tata cara pesan

img-responsive

Pemesanan

Pesan, bayar, atau perubahan maksimal jam 3 sore untuk pengantaran esok harinya.

img-responsive

Pengantaran

Kurir berangkat setiap jam 7 pagi dengan cooler box dari Jakarta Pusat. Waktu tiba tergantung jumlah antaran, jarak, kemacetan dan cuaca.

img-responsive

Penyimpanan

Simpan jus di kulkas yang dingin. Jus diestimasi tahan 2-3 jam di suhu ruangan atau 2-3 hari dalam kulkas, karena tanpa pengawet.

Aplikasi nakedpress

10 Makanan yang Dilarang untuk Penyakit Autoimun, Bikin Makin Parah!

Fri, 17 May 2024 · 6 min read · nakedpress team
10 Makanan yang Dilarang untuk Penyakit Autoimun, Bikin Makin Parah!

Sistem imun yang sehat memproduksi antibodi yang menyerang toksin, melawan infeksi, dan sel-sel jahat di dalam tubuh. Tapi, bagi penderita autoimun, sistem imun malah memproduksi antibodi yang menyerang sel baik dan jaringan tubuh. 

Penyakit autoimun dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti genetik, infeksi, stres, peradangan, dan konsumsi obat-obatan tertentu. 

Meski makanan bukan menjadi penyebab timbulnya penyakit autoimun, beberapa jenis makanan bisa memperparah autoimun. Ini dia berbagai makanan yang dilarang untuk penyakit autoimun! 

Bakteri di usus berperan penting buat kinerja sistem imun tubuh. Makanya, nggak heran kalau makanan punya pengaruh besar untuk penyakit autoimun. 

Kalau kamu mengonsumsi makanan-makanan yang dilarang untuk pengidap autoimun, tubuh akan mengalami peradangan dan membuat kondisi autoimun makin buruk. Apa saja makanan-makanan itu? 

1. Fast Food dan Makanan Instan 

Fast food dan makanan instan (makanan kalengan, makanan beku) memiliki kandungan lemak nggak sehat dan sodium yang tinggi. Bahan-bahan itu akan menimbulkan peradangan dan memperburuk gejala autoimun

Ganti makanan instan dengan masakan rumahan. Selain lebih bernutrisi, masakan rumahan juga lebih terjamin kebersihannya. 

2. Makanan Tinggi Gula 

Gula menjadi makanan yang dilarang untuk penyakit autoimun, karena akan memperparah peradangan di tubuh. 

Makan makanan tinggi gula juga membuat berat badan bertambah, sehingga kamu bisa terkena sindrom metabolik dan diabetes tipe 2. Dua kondisi itu meningkatkan risiko penyakit autoimun. 

Kalau kamu pikir pemanis buatan lebih sehat, sayangnya kamu salah. Pemanis buatan cenderung mengganggu kesehatan usus, memicu inflamasi, dan membuat kamu makin ngidam makanan manis. 

Contoh pemanis buatan adalah sirup jagung, sukralosa, aspartam, sakarin, dan stevia. Biasanya permen, soda, dessert beku, dan cokelat memiliki pemanis buatan di komposisinya. 

Jadi, lebih baik hindari makanan manis perlahan-lahan supaya gejala autoimun bisa berkurang. 

Baca Juga: Perbedaan Autoimun dan Alergi Biasa

3. Daging Merah 

Daging merah memang enak, ya? Tapi daging merah mengandung lemak jenuh, sehingga akan memicu inflamasi. 

Untuk alternatif protein hewani, lebih baik kamu makan ikan, seafood, dan unggas. 

cerita autoimun

4. Gluten 

Gluten adalah protein yang terdapat di gandum, barley, dan gandum hitam (rye). Makanan yang mengandung gluten di antaranya nasi, pasta, roti, dan sereal. 

Penelitian menemukan bahwa gluten menyebabkan peradangan dan kerusakan di lapisan usus, terutama bagi pengidap penyakit Celiac.

5. Makanan Tinggi Garam 

Selain gula, garam juga menjadi makanan yang perlu dihindari penderita autoimun. Garam menyebabkan retensi air di tubuh, menaikkan tekanan darah, dan memperparah peradangan. 

Untuk pengganti garam, kamu bisa gunakan rempah-rempah yang lebih sehat dan alami. Dengan begitu kondisi autoimun nggak akan makin kronis.

6. Produk Susu Sapi 

Susu sapi dan turunannya seperti keju dan yogurt bisa memicu peradangan. Susu sapi juga menimbulkan nyeri sendi dan masalah pencernaan pada sebagian orang. 

Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa ada hubungan antara susu sapi dan penyakit autoimun, salah satunya diabetes tipe 1. 

Makanya, susu sapi adalah salah satu jenis makanan yang dilarang bagi pengidap penyakit autoimun. 

cerita autoimun

7. Telur 

Siapa sih yang nggak suka telur? Apalagi makanan ini gampang banget dimasak dan enak dibuat menjadi beragam sajian. 

Namun, telur mengandung protein dan kolesterol yang dapat menyebabkan inflamasi di tubuh. Hindari telur utuh, putih telur, dan makanan-makanan yang mengandung telur di dalamnya. 

8. Sayuran Nightshade 

Sayuran nightshade adalah sayuran yang cenderung tumbuh di tempat gelap atau tumbuh di malam hari. Jenis sayuran nightshade yakni terong, paprika, kentang, dan tomat. 

Sayuran ini memiliki senyawa bernama solanin, yang memicu inflamasi dan nyeri sendi pada pengidap autoimun. 

Makan sayuran nightshade bisa memperparah penyakit lupus dan menimbulkan leaky gut. Leaky gut merupakan kondisi saat bakteri dan toksin masuk ke aliran darah karena lapisan usus yang melemah. Gejala leaky gut biasanya diare dan kembung.

Kamu bisa memilih sayuran lainnya sebagai alternatif, seperti bayam, wortel, timun, brokoli, dan kale. 

9. Kacang-kacangan 

Segala jenis kacang-kacangan yaitu kacang tanah, kacang polong, buncis, kacang merah, dan lainnya, termasuk makanan yang dibuat dari kacang, seperti tahu, tempe, selai kacang, dan daging vegan nggak boleh dimakan oleh pengidap autoimun. 

Kacang-kacangan mengandung senyawa bernama lektin yang memicu penyakit autoimun dan menyebabkan leaky gut. 

Baca Juga: 8 Kebiasaan Simpel Biar Sistem Imun Seimbang

10. Alkohol 

Minum alkohol berlebihan berdampak pada sistem imun dan kesehatanmu. Konsumsi alkohol yang terlalu banyak berpengaruh pada inflamasi, pola tidur, dan penyerapan nutrisi ke tubuhmu. 

Alkohol berdampak negatif bila kamu sedang mengonsumsi obat. Interaksi antara obat dan alkohol cukup serius bagi kamu yang menderita diabetes tipe 1, lupus, dan artritis reumatoid. 

Minum alkohol bersamaan dengan obat antiinflamasi juga meningkatkan risiko penarahan di saluran pencernaan. 

Itu dia makanan yang dilarang untuk penderita autoimun. Makanan di atas dapat memicu reaksi yang berlebihan pada sistem imun dan memperlambat kemampuan penyembuhan diri apabila dikonsumsi secara berlebihan atau setiap hari.

Untuk membantu meringankan gejala autoimun dan mencegahnya kambuh, kamu perlu tingkatkan konsumsi makanan di bawah ini:

  • Sayuran hijau seperti bayam, brokoli, kale, selada, seledri.
  • Buah-buahan segar. 
  • Umbi-umbian seperti ubi, talas, dan bengkuang.
  • Ikan, seafood, ayam, dan unggas lainnya. 
  • Makanan probiotik non susu sapi seperti kombucha, acar, dan kimchi. 
  • Rempah-rempah dan cuka. 
  • Pemanis seperti madu dan sirup maple. 
  • Minyak sayur seperti minyak zaitun, minyak kelapa, dan minyak alpukat. 

Selain itu, lengkapi kebutuhan gizimu dengan minum jus detox yang terbuat dari sayuran dan buah dari nakedpress. Paket Detox Original membantu meningkatkan proses detoksifikasi alami tubuh dan meredakan gejala autoimun.

detox original

Beli Detox Original

Dengan rutin minum jus detox 1 kali dalam seminggu, sistem imun tubuh akan meningkat dan kamu bisa dapatkan kualitas kesehatan yang lebih baik. Yuk, hidup sehat bersama nakedpress!

  1. Kapszewicz, K., Podlecka, D., Polańska, K., Stelmach, I., Majak, P., Majkowska-Wojciechowska, B., Tymoniuk, B., Jerzyńska, J., & Brzozowska, A. (2022). Home Environment in Early-Life and Lifestyle Factors Associated with Asthma and Allergic Diseases among Inner-City Children from the REPRO_PL Birth Cohort. International journal of environmental research and public health, 19(19), 11884. https://doi.org/10.3390/ijerph191911884
  2. Yang Y, Wang Y, Lv L, et al. The prevalence and associated lifestyle risk factors of self-reported allergic rhinitis in Kazakh population of Fukang City. Medicine (Baltimore). 2017;96(39):e8032. doi:10.1097/MD.0000000000008032
  3. Leru PM, Kay D, Kelly J, et al. Atopy and Lifestyle Survey of Allergic Patients From Urban Environment in Romania: Preliminary Data From an Interactive Qualifying Project. Cureus. 2021;13(1):e12714. Published 2021 Jan 15. doi:10.7759/cureus.12714
  4. Ben-Shoshan M, Soller L, Harrington DW, et al. Eczema in early childhood, sociodemographic factors and lifestyle habits are associated with food allergy: a nested case-control study. Int Arch Allergy Immunol. 2015;166(3):199-207. doi:10.1159/000381829
  5. Huang S, Garshick E, Weschler LB, et al. Home environmental and lifestyle factors associated with asthma, rhinitis and wheeze in children in Beijing, China. Environ Pollut. 2020;256:113426. doi:10.1016/j.envpol.2019.113426
  6. Antonogeorgos G, Priftis KN, Panagiotakos DB, et al. Exploring the Relation between Atopic Diseases and Lifestyle Patterns among Adolescents Living in Greece: Evidence from the Greek Global Asthma Network (GAN) Cross-Sectional Study. Children (Basel). 2021;8(10):932. Published 2021 Oct 18. doi:10.3390/children8100932
  7. Chirumbolo S. Dietary assumption of plant polyphenols and prevention of allergy. Curr Pharm Des. 2014;20(6):811-839. doi:10.2174/13816128113199990042
  8. Bellik Y, Hammoudi SM, Abdellah F, Iguer-Ouada M, Boukraâ L. Phytochemicals to prevent inflammation and allergy. Recent Pat Inflamm Allergy Drug Discov. 2012;6(2):147-158. doi:10.2174/187221312800166886
  9. Shams MH, Jafari R, Eskandari N, et al. Anti-allergic effects of vitamin E in allergic diseases: An updated review. Int Immunopharmacol. 2021;90:107196. doi:10.1016/j.intimp.2020.107196
  10. Patel S. Phytochemicals for taming agitated immune-endocrine-neural axis. Biomed Pharmacother. 2017;91:767-775. doi:10.1016/j.biopha.2017.05.010
  11. Hogenkamp A, Ehlers A, Garssen J, Willemsen LEM. Allergy Modulation by N-3 Long Chain Polyunsaturated Fatty Acids and Fat Soluble Nutrients of the Mediterranean Diet. Front Pharmacol. 2020;11:1244. Published 2020 Aug 21. doi:10.3389/fphar.2020.01244
  12. Forni C, Facchiano F, Bartoli M, et al. Beneficial Role of Phytochemicals on Oxidative Stress and Age-Related Diseases. Biomed Res Int. 2019;2019:8748253. Published 2019 Apr 7. doi:10.1155/2019/8748253
  13. Zhang YJ, Gan RY, Li S, et al. Antioxidant Phytochemicals for the Prevention and Treatment of Chronic Diseases. Molecules. 2015;20(12):21138-21156. Published 2015 Nov 27. doi:10.3390/molecules201219753
  14. Gostner J, Ciardi C, Becker K, Fuchs D, Sucher R. Immunoregulatory impact of food antioxidants. Curr Pharm Des. 2014;20(6):840-849. doi:10.2174/13816128113199990047
Share:

Download aplikasi nakedpress
Sekarang beli nakedpress jadi lebih praktis