Tata cara pesan
Kalau bicara soal pencernaan, salah satu yang paling sering terdengar adalah soal asam lambung. Apalagi, rasa-rasanya, makin banyak saja orang di sekitar kita yang mengalami penyakit asam lambung.
Tapi, sebenarnya, apa, sih asam lambung itu? Apakah seharusnya asam lambung itu tidak muncul sehingga nggak membuat penyakit asam lambung? Yuk, coba simak dulu ulasannya berikut ini.
Apa Itu Asam Lambung?
Asam lambung adalah cairan tidak berwarna bersifat asam yang diproduksi oleh dinding lambung. Setidaknya, dalam sehari tubuh bisa memproduksi 3-4 liter cairan asam lambung, lho!
Cairan asam lambung mengandung asam klorida (HCl). Nah, karena HCl bersifat asam, pH lambung juga jadi ikut asam. Kadar pH di lambung berkisar antara 1 atau 2.
Fungsi HCl pada asam lambung adalah untuk memecah makanan supaya lebih mudah diserap usus dan gerbang pertama untuk melawan kuman penyebab penyakit.
Walau bersifat sangat asam, dinding lambung juga akan memproduksi enzim dan selaput lendir yang akan melapisi lambung. Jadi, lambung kamu tetap dalam kondisi “aman” sekalipun dalam suasana yang asam.
Fungsi Asam Lambung
Fungsi asam klorida di lambung adalah untuk membantu proses pemecahan makanan menjadi nutrisi yang lebih mudah diserap tubuh. Ini dia beberapa fungsi HCl pada lambung yang perlu kamu tahu:
1. Membantu Memecah Makanan
Untuk dapat memecah makanan, seperti daging, sayuran berserat, hingga tulang, dibutuhkan suasana yang sangat asam. Maka itu, fungsi asam klorida pada lambung adalah untuk membantu memecah nutrisi dari makanan yang masuk, utamanya protein, sehingga lebih mudah diserap usus nantinya.
2. Melawan Kuman Penyakit
Sifat HCl yang sangat asam di lambung membuat asam lambung bisa berguna untuk melawan kuman penyebab penyakit, seperti bakteri atau virus yang terbawa dalam makanan.
3. Mendukung Pertumbuhan Bakteri Baik
Beberapa jenis bakteri baik yang hidup di dalam tubuh membutuhkan lingkungan yang asam untuk berkembang. Maka itu, asam lambung berfungsi untuk menciptakan lingkungan yang tepat agar bakteri baik bagi pencernaan bisa berkembang.
Baca juga: 5 Pantangan Bagi Penderita Asam Lambung
Contoh Penyakit Asam Lambung
Jumlah asam lambung memang umumnya berfluktuasi sepanjang hari. Namun, produksi asam lambung bisa saja terlalu banyak atau terlalu sedikit. Nah, ketika produksi asam lambung berlebih atau kurang, kamu berisiko mengalami penyakit asam lambung.
Ada 2 jenis penyakit asam lambung yang paling sering muncul:
1. GERD
Penyakit GERD biasanya terjadi karena naiknya asam lambung ke kerongkongan. Ini bisa terjadi karena produksinya berlebihan sehingga melemahkan otot katup sfingter yang harusnya menutup. Jadi, tak bisa mencegah asam lambung dan isinya naik lagi ke kerongkongan.
Bukan cuma otot sfingter melemah, dinding lambung juga bisa luka dan menyebabkan berbagai gejala sakit maag, seperti perut perih, sakit perut, heartburn, dan kembung.
2. Hipoklorhidria
Kebalikan dari GERD, hipoklorhidria adalah kondisi ketika jumlah asam klorida di dalam lambung terlalu sedikit dalam jangka waktu yang lama.
Gejala yang dirasakan bisa berupa mual, sendawa terus-terusan, sakit perut, kembung dan begah, dan heartburn.
Jika tidak segera ditangani, kamu berisiko mengalami masalah pencernaan jangka panjang.
Cara Agar Asam Lambung Tidak Naik
Nggak selamanya masalah asam lambung itu harus diobati dengan obat-obatan, lho. Malah, pada awalnya, dokter akan merekomendasikan perubahan gaya hidup dulu buat mengatasi masalah asam lambung naik, seperti GERD.
Berikut ini adalah cara agar asam lambung tidak naik dan mencegah GERD:
1. Jaga Berat Badan Ideal
Kamu yang punya berat badan berlebihan sebaiknya coba ikuti program weight loss ya. Bisa dengan cara apa pun selama tujuan akhirnya penurunan berat badan.
Soalnya, berat badan berlebih adalah salah faktor risiko dari GERD.
2. Makan Sedikit Tapi Sering
Makan sedikit-sedikit dalam frekuensi yang sering akan membuat produksi asam lambung jadi lebih stabil sepanjang hari.
3. Hindari Minuman Bersoda
Minuman bersoda, kafein, atau alkohol bisa meningkatkan produksi asam lambung. Begitu juga dengan minuman tinggi gula.
Kalau sedang ingin minuman yang berasa, kamu bisa mencoba minum jus. Tapi, pastikan jusnya bebas pengawet dan menggunakan gula alami dari buah-buahan agar tetap sehat, ya.
4. Jangan Tiduran Setelah Makan
Jangan langsung tiduran setelah makan. Setidaknya, kamu beri jeda sekitar 2 jam supaya makanan benar-benar sudah terproses dulu di lambung.
Langsung tidur setelah makan bisa membuat makanan dan asam lambung naik dan menyebabkan rasa tidak nyaman.
5. Minum Jahe
Jahe juga jadi salah satu bahan alami yang dapat membantu meredakan peradangan karena asam lambung yang tinggi.
Makan atau minum jahe juga bisa membantu mengatasi mual yang muncul.
Baca juga: Rifqy, GERD Gak Gampang Kambuh Karena Jus Sayur Buah
Selain cara di atas, kamu juga perlu memperhatikan asupan makanan yang aman untuk asam lambung, ya. Hindari makanan yang sifatnya asam, pedas, dan berlemak untuk menjaga produksi asam lambung.
6. Rutin Detox untuk Mengatasi Asam Lambung Naik
Kalau kamu merasa akhir-akhir ini lambung terasa tidak enak, segera lakukan langkah-langkah di atas agar kondisinya tidak sampai memburuk. Kamu juga bisa mencoba Detox Maag GERD yang memang khusus ditujukan untuk kamu yang punya maag dan GERD.
Paket Detox Maag GERD ini terdiri atas 8 botol jus buah dan sayuran. Jus ini cocok untuk penderita maag karena mengandung sayur dan buah yang bagus untuk GERD, seperti jahe, susu plant based, chia seed, kurma, sayuran hijau, dan oat.
Langganan Detox Maag GERD
Kalau sedang kambuh, kamu bisa membaginya jadi 4 botol per hari. Tapi, untuk maintenance agar masalah asam lambung nggak muncul lagi, kamu bisa meminum 8 botol dalam sehari.
Yuk, jaga usus dengan detox dan minum jus sayuran agar tubuh tetap sehat!
- Engevik A. C., et al. 2020. The Physiology of the Gastric Parietal Cell. Physiological reviews vol. 100. DOI:10.1152/physrev.00016.2019
- Schubert M. L. Physiologic, pathophysiologic, and pharmacologic regulation of gastric acid secretion. Current opinion in gastroenterology vol. 33. DOI:10.1097/MOG.0000000000000392
- Schubert M. L. Functional anatomy and physiology of gastric secretion. Current opinion in gastroenterology vol. 31. DOI:10.1097/MOG.0000000000000213
- Waldum H. L., et al. The regulation of gastric acid secretion - clinical perspectives. Acta physiologica (Oxford, England) vol. 210. DOI:10.1111/apha.12208
- Çela L., et. al. 2013. Lifestyle Characteristics and Gastroesophageal Reflux Disease: a Population-Based Study in Albania. Gastroenterology Research and Practice. DOI: 10.1155/2013/936792
- Sethi S. And Richter J. E. 2017. Diet and Gastroesophageal Reflux Disease: Role in Pathogenesis and Management. Current Opinion in Gastroenterology. DOI: 10.1097/MOG.0000000000000337
- Surdea-Blaga T., et. al. 2017. Food and Gatroesophageal Reflux Disease. Current Medicinal Chemistry. DOI: 10.2174/0929867324666170515123807