Tata cara pesan
Autoimun merupakan salah satu penyakit yang semakin banyak muncul saat ini.
Penyakit ini menyerang tidak pandang usia dan kalangan.
Apakah sebenarnya autoimun ini dan apakah benar tidak dapat sembuh?
Disini kita akan bahas dengan cara yang lebih mudah dipahami dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Apa Itu Penyakit Autoimun?
Autoimun adalah kondisi peradangan yang sangat tinggi dan sistem imun menyerang sel tubuh sendiri.
Beberapa ahli di negara kita berpendapat bahwa autoimun adalah kondisi yang tidak pernah sembuh.
Akan tetapi, dari beberapa penelitian yang ada di belahan dunia lain mulai menunjukkan bahwa autoimun dapat disembuhkan.
Apa Yang Memicu Penyakit Autoimun?
Kondisi autoimun dapat dipicu berbagai hal antara lain:
- Kondisi infeksi kronis yang tidak sembuh sempurna.
- Alergi kronik yang tidak dilakukan pencegahan dan perubahan pola hidup sehat.
- Asupan makanan sehari-hari yang kurang bergizi.
- Aktivitas fisik yang terlalu tinggi tanpa proses penyembuhan dan istirahat yang cukup.
- Keseimbangan bakteri usus yang berantakan.
- Infeksi virus, bakteri, atau paparan radiasi.
- Kelainan genetik.
Sayangnya, belum ada saat ini alat atau metode yang dapat memastikan secara sempurna kondisi sebelum autoimun menyerang.
Autoimun Yang Paling Umum Ditemui.
Penyakit autoimun yang paling umum ditemui di Indonesia antara lain:
- Rheumatoid Arthritis.
- Systemic Lupus Erythematosus (SLE).
- Psoriasis/Psoriatic Arthritis
- Multiple Sclerosis
- Myasthenia Gravis
- Sjogren's Syndrome
- Idiopathic/Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP)
- Guillain Barre Syndrome (GBS)
- Diabetes Mellitus Tipe 1
- Grave's Disease
- Hashimoto's Disease
- Kawasaki Syndrome
Kapan Harus Periksa Ke Dokter?
Gejala yang muncul sangat tergantung dari tipe penyakit yang menyerang.
Ada yang gejalanya hanya di persendian, ada juga yang hingga ke seluruh organ.
Tanda waspada yang perlu diperhatikan antara lain:
- Demam yang tidak sembuh > 14 hari.
- Hampir seluruh sendi bengkak dan sakit.
- Sering lemas dan pingsan.
- Muncul bercak merah yang banyak dan menyebar.
- Badan susah atau sakit saat digerakan.
Pemeriksaan dini dengan dokter dapat membantu untuk pencegahan dan pengobatan dini juga.
Bantu Atasi Gejala Autoimun Secara Alami.
Segera periksa dan ke dokter dan konsumsi obat sesuai aturan dokter.
Selain itu, kamu juga harus bantu tubuh kamu dalam proses penyembuhan.
Jadi gejala dapat mereda lebih cepat dan terjaga lebih lama.
Kamu dapat tambahkan cara alami seperti:
- Batasi makan makanan gula, tepung, dan gorengan.
- Ganti dan pilih protein dan lemak baik seperti ikan, alpukat, kacang, atau biji-bijian.
- Konsumsi sayuran segar minimal 400 gram/hari.
- Hindari minuman dengan tambahan gula, soda, atau alkohol.
- Perbaiki jadwal dan kualitas tidur.
- Latihan relaksasi dan pengendalian stress.
- Latihan puasa minimal 1x/minggu secara teratur.
Bantu Redakan Gejala Autoimun Dengan Paket Detox.
Metode puasa mampu membantu tubuh mempercepat proses pengobatan dan penyembuhan.
Saat ditambah nutrisi sayuran segar, proses tersebut akan lebih maksimal.
Paket detox adalah kombinasi ampuh puasa dan sayuran segar yang dapat berikan manfaat kesehatan tubuh lebih maksimal.
Rutin puasa 1x/minggu dengan paket detox akan memberikan manfaat seperti:
- Meredakan reaksi peradangan tubuh.
- Meredakan rasa sakit.
- Menjaga kesehatan sendi dan tulang.
- Memberikan asupan nutrisi penting cepat serap.
- Memaksimalkan self-healing tubuh.
Sangat penting untuk tetap jaga pola hidup selalu sehat dan lakukan rutin detox 1x/minggu.
- Necioni A., et. al. 2018. Fasting and Cancer: Molecular Mechanisms and Clinical Application. Nature Reviews Cancer. DOI: 10.1038/s41568-018-0061-0
- de Groot S., et. al. 2019. Effects of Short-Term Fasting on Cancer Treatment. Journal of Experimental and Clinical Cancer Research. DOI: 10.1186/s13046-019-1189-9
- Bagherniya M., et. al. 2018. The Effect of Fasting or Calorie Restriction on Autophagy Induction: a Review of the Literature. Ageing Research Reviews. DOI: 10.1016/j.arr.2018.08.004
- Durazzo A., et. al. 2018. Fruit-Based Juices: Focus on Antioxidant Properties - Study Approach and Update. Phytotherapy Research. DOI: 10.1002/ptr.6380
- Bellik Y., e.t al. 2013. Molecular Mechanism Underlying Anti-Inflammatory and Anti-Allergic Activities of Phytochemicals: An Update. Molecules. DOI: 10.3390/molecules18010322
- Holst B. and Williamson G. 2008. Nutrients and Phytochemicals: from Bioavailability to Bioefficacy beyond antioxidants. Current Opinion in Biotechnology. DOI: 10.1016/j.copbio.2008.03.003
- Pandey K.B. and Rizvi S.B. 2009. Plant Polyphenols as Dietary Antioxidants in Human Health and Disease. Oxidative Medicine and Cellular Longevity. DOI: 10.4161/oxim.2.5.9498
- Gedi M.A., et. al. 2017. Component Analysis of Nutritionally Rich Chloroplasts: Recovery from Conventional and Unconventional Green Plant Species. Journal of Food Science and Technology. DOI: 10.1007/s13197-017-2711-8
- Amirkia V. and Heinrich M. 2014. Alkaloids as Drug Leads - A Predictive Structural and Biodiversity-based Analysis. Phytochemistry Letters. DOI: 10.1016/j.phytol.2014.06.015
- Abourashed E.A. 2013. Bioavailability of Plant-Derived Antioxidants. Antioxidants. DOI: 10.3390/antiox2040309
- Schaefer B.A., et. al. 2012. Cancer and Related Case Studies Involving Salvestrol and CYP1B1. Journal of Orthomolecular Medicine, Vol 23 Number 3.
- Slavin J.L. and Lloyd B. 2012. Health Benefits of Fruits and Vegetables. Advances Nutrition. DOI: 10.3945/an.112.002154