Cart

Catatan tambahan untuk langganan

Belanja

Cek area pengantaran

Tanggal pengiriman

Catatan tambahan

Disarankan pilih tanggal kirim H-1 Detox, agar bisa mulai sepagi mungkin tanpa menunggu kurir. Cek Area Pengiriman

Mungkin Anda ingin membeli produk rekomendasi kami

Detox Original

Detox Original

Untuk jaga kolesterol dan gula darah normal
Rp 320.000
Detox Maag GERD

Detox Maag GERD

untuk bantu redakan maag, GERD, atau LPR
Rp 320.000
Lihat semua produk
 

Cek area pengantaran

Area Pengiriman

DKI Jakarta Mencakup seluruh wilayah Jakarta
Depok Kecamatan Beji, Cimanggis, Cinere, Cipayung, Limo
Tangerang Kecamatan Batuceper, Benda, Ciledug, Cipondoh, Karang Tengah, Larangan, Pinang
Tangerang Selatan Kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong Utara
Bekasi Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Jatisampurna, Medan Satria, Pondok Gede, Pondok Melati

Tata cara pesan

img-responsive

Pemesanan

Pesan, bayar, atau perubahan maksimal jam 3 sore untuk pengantaran esok harinya.

img-responsive

Pengantaran

Kurir berangkat setiap jam 7 pagi dengan cooler box dari Jakarta Pusat. Waktu tiba tergantung jumlah antaran, jarak, kemacetan dan cuaca.

img-responsive

Penyimpanan

Simpan jus di kulkas yang dingin. Jus diestimasi tahan 2-3 jam di suhu ruangan atau 2-3 hari dalam kulkas, karena tanpa pengawet.

Aplikasi nakedpress

Emang Stres Bisa Bikin Maag Makin Parah?

Wed, 04 Jan 2023 · 5 min read · nakedpress team
Emang Stres Bisa Bikin Maag Makin Parah?

Stress merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kesehatan seseorang, termasuk kesehatan lambung dan pencernaan kita.

Beberapa penyakit lambung yang bisa diakibatkan oleh stress adalah maag, dispepsia, dan refluks asam lambung.

Namun, bagaimana stress bisa memengaruhi keparahan penyakit-penyakit tersebut?

Lalu, ada ga sih cara untuk mengurangi dampak stress terhadap kesehatan lambung dan organ pencernaan kita?

Mari kita bahas lebih lanjut tentang hubungan antara stress dan keparahan penyakit lambung.

Apa Sih Stress Itu?

Stress merupakan reaksi tubuh terhadap situasi yang kita anggap sebagai ancaman atau tantangan.

Hal ini berarti bahwa stress bukan merupakan sesuatu yang ada di luar diri kita, melainkan merupakan bagaimana kita menanggapi dan menafsirkan situasi tersebut.

Artinya, dua orang yang menghadapi situasi yang sama bisa merasakan tingkat stress yang berbeda, tergantung pada bagaimana masing-masing individu menanggapi dan menafsirkan situasi tersebut.

Kita semua pasti pernah menghadapi situasi yang membuat kita merasakan stress dalam kehidupan sehari-hari, baik itu stress yang disebabkan oleh pekerjaan, keluarga, maupun masalah pribadi.

Stress tidak selalu buruk, karena dalam batas tertentu stress bisa memberikan motivasi dan dorongan untuk menyelesaikan tugas-tugas kita.

Namun, jika stress tidak dikelola dengan baik, ia bisa menjadi sumber masalah kesehatan yang serius.

Disini kita akan ketahui juga bagaimana cara mengelola stress yang juga membantu kita belajar mengontrol cara pandang kita terhadap situasi-situasi yang dianggap mengancam atau menantang.

Apa Yang Menimbulkan Stress?

Tentunya, sudut pandang kita terhadap suatu situasi yang menimbulkan stress itu muncul. 

Akan tetapi, kita perlu sadari situasi apa saja yang biasanya memicu hal tersebut terjadi.

Dengan kita memahami situasi pemicu yang sering terjadi dalam hidup kita, kita bisa mulai belajar mengendalikan sudut pandang kita terhadap situasi tersebut.

Beberapa situasi yang paling umum memicu stress dengan mudah dan tanpa disadari:

  1. Pekerjaan yang berlebihan: deadline yang ketat, beban kerja yang tinggi, atau bahkan hanya merasa tidak senang dengan pekerjaan yang sedang kita jalani.
  2. Konflik dengan rekan kerja: perbedaan pendapat, masalah komunikasi, atau bahkan hanya merasa tidak selaras dengan tim kerja.
  3. Masalah dengan atasan: tidak sependapat dengan keputusan atasan, tidak merasa dihargai atau diakui, atau masalah kepemimpinan yang tidak efektif.
  4. Masalah pribadi yang mempengaruhi kinerja di tempat kerja: masalah kesehatan pribadi, masalah penampilan pribadi, masalah hubungan atau komunikasi pribadi dengan orang-orang terdekat selain di lingkungan pekerjaan.
  5. Masalah dengan pikiran sendiri: cemas, overthinking, atau tidak merasa yakin dengan diri sendiri.

Perlu diingat kembali kalau situasi-situasi tersebut bukanlah sumber utama datangnya stress, tetapi sudut pandang kita terhadap situasi-situasi itu sendiri.

Pengaruh Stress Ke Kesehatan Lambung Dan Organ Pencernaan.

Stress yang tidak terkendali dapat memicu munculnya berbagai penyakit lambung, seperti Maag, GERD, hingga infeksi di lambung dan usus. 

Proses yang terjadi saat stress tidak terkendali antara lain:

  1. Hormon stress seperti kortisol yang dikeluarkan tubuh saat merasa stres dapat mengganggu keseimbangan produksi asam lambung dan menyebabkan iritasi pada lapisan mukosa lambung.
  2. Stress juga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terkena infeksi bakteri atau virus yang dapat menyebabkan infeksi di lambung dan sekitarnya.
  3. Stress juga dapat mempengaruhi kebiasaan makan, seperti makan terlalu cepat, makan terlalu banyak, atau bahkan menjadi craving makanan yang tidak sehat, dan semua itu memperburuk kondisi lambung.
  4. Stress juga dapat mempengaruhi kebiasaan tidur yang membuat semakin sulit tidur nyenyak dan berkualitas yang membuat proses penyembuhan terganggu dan terhambat.
  5. Stress meningkatkan sensitivitas dari saraf terhadap rasa sakit jadi membuat gejala lebih terasa berat setiap kali muncul.

Pada akhrinya stress yang berkepanjangan dapat membuat seluruh hormon dan kemampuan tubuh secara menyeluruh terganggu.

Sebenarnya hal ini akhirnya membuat tubuh kita lebih rentan terkena penyakti Maag, GERD, dan juga berbagai penyakit lainnya.

Belajar Mengelola Stress Lebih Baik.

Mengelola stress bukanlah hal yang mudah, tapi tidak mustahil juga. Beberapa hal yang dapat dilakukan, namun kamu dapat memulai dari cara dibawah ini:

  1. Belajar mengenali situasi yang paling memicu stress dalam kehidupan kita.
  2. Belajar mengenali sudut pandang apa yang mendasari stress muncul saat menghadapi situasi tersebut.
  3. Belajar mengatur waktu dan prioritas dengan lebih baik, agar tidak terlarut dalam masalah yang ada dan lebih fokus dengan hal yang lebih utama dan bermanfaat untuk masa depan kita.
  4. Belajar mengatur pola hidup yang sehat karena bisa membantu mengeluarkan hormon yang membuat kita merasa lebih baik dan mengurangi dampak buruk stress ke kesehatan.
  5. Belajar mencari dukungan dari orang lain, baik itu keluarga, teman, atau profesional yang bisa diandalkan dan mengambil tindakan tegas untuk meninggalkan orang yang hanya memberikan beban tambahan.

Dengan belajar mengontrol cara pandang kita terhadap situasi yang dianggap menyebabkan stress, kita akan lebih mudah mengelolanya.

Jangan biarkan stress menguasai hidup kita, mulailah belajar mengelolanya sejak sekarang!

 

  1. Mariotti A. 2015. The effects of chronic stress on health: new insights into the molecular mechanisms of brain-body communication. Future science OA, 1(3), FSO23. https://doi.org/10.4155/fso.15.21
  2. Yaribeygi, H., Panahi, Y., Sahraei, H., Johnston, T. P., & Sahebkar, A. (2017). The impact of stress on body function: A review. EXCLI journal, 16, 1057–1072. https://doi.org/10.17179/excli2017-480
  3. Slavich G. M. (2016). Life Stress and Health: A Review of Conceptual Issues and Recent Findings. Teaching of psychology (Columbia, Mo.), 43(4), 346–355. https://doi.org/10.1177/0098628316662768
  4. O'Connor, D. B., Thayer, J. F., & Vedhara, K. (2021). Stress and Health: A Review of Psychobiological Processes. Annual review of psychology, 72, 663–688. https://doi.org/10.1146/annurev-psych-062520-122331
  5. Nelson J. B. (2017). Mindful Eating: The Art of Presence While You Eat. Diabetes spectrum : a publication of the American Diabetes Association, 30(3), 171–174. https://doi.org/10.2337/ds17-0015
  6. Cherpak C. E. (2019). Mindful Eating: A Review Of How The Stress-Digestion-Mindfulness Triad May Modulate And Improve Gastrointestinal And Digestive Function. Integrative medicine (Encinitas, Calif.), 18(4), 48–53.
  7. Grider, H. S., Douglas, S. M., & Raynor, H. A. (2021). The Influence of Mindful Eating and/or Intuitive Eating Approaches on Dietary Intake: A Systematic Review. Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, 121(4), 709–727.e1. https://doi.org/10.1016/j.jand.2020.10.019
  8. Demirbas, N., Kutlu, R., & Kurnaz, A. (2021). The Relationship between Mindful Eating and Body Mass Index and Body Compositions in Adults. Annals of nutrition & metabolism, 77(5), 262–270. https://doi.org/10.1159/000518675
  9. Fuentes Artiles, R., Staub, K., Aldakak, L., Eppenberger, P., Rühli, F., & Bender, N. (2019). Mindful eating and common diet programs lower body weight similarly: Systematic review and meta-analysis. Obesity reviews : an official journal of the International Association for the Study of Obesity, 20(11), 1619–1627. https://doi.org/10.1111/obr.12918
  10. Tronieri, J. S., Wadden, T. A., Pearl, R. L., Berkowitz, R. I., Alamuddin, N., & Chao, A. M. (2020). Mindful Eating, General Mindful Awareness, and Acceptance as Predictors of Weight Loss. Mindfulness, 11(12), 2818–2827. https://doi.org/10.1007/s12671-020-01493-5
  11. Morillo Sarto, H., Barcelo-Soler, A., Herrera-Mercadal, P., Pantilie, B., Navarro-Gil, M., Garcia-Campayo, J., & Montero-Marin, J. (2019). Efficacy of a mindful-eating programme to reduce emotional eating in patients suffering from overweight or obesity in primary care settings: a cluster-randomised trial protocol. BMJ open, 9(11), e031327. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2019-031327
  12. Burton, E. T., & Smith, W. A. (2020). Mindful Eating and Active Living: Development and Implementation of a Multidisciplinary Pediatric Weight Management Intervention. Nutrients, 12(5), 1425. https://doi.org/10.3390/nu12051425
Share:

Download aplikasi nakedpress
Sekarang beli nakedpress jadi lebih praktis