Tata cara pesan
Banyak yang belum tahu kalau penyebab awal dari Maag dan GERD adalah asam lambung yang bermasalah.
Seharusnya asam lambung berfungsi untuk membantu proses pencernaan lebih lancar, tetapi malah membuat masalah.
Apakah yang memicu hal tersebut terjadi? Disini kita bahas ya satu-satu.
Fungsi Utama Asam Lambung
Asam lambung ada di tubuh kita karena berfungsi untuk:
- Menghaluskan makanan-makanan padat yang masuk.
- Mempercepat penyerapan nutrisi dari makanan.
- Membunuh kuman dan toksin yang masuk dari makanan.
Tanpa ada asam lambung, akan banyak penyakit yang datang antara lain:
- Konstipasi atau susah BAB.
- Diare kronis.
- Infeksi lambung dan usus.
- Malnutrisi dan defisiensi vitamin mineral penting.
Untuk itu asam lambung dijaga oleh tubuh kita dalam keadaan yang seimbang.
Tapi, pada kondisi tertentu, asam lambung bisa menjadi masalah, terutama saat kadarnya menjadi sangat tinggi.
Disinilah muncul masalah seperti:
- Maag
- GERD (Gastroesophageal reflux disease)
- LPR (Laryngopharyngeal reflux)
Nah, apakah yang memicu asam lambung berubah jadi masalah?
1. Terlalu Sering Ngemil.
Ngemil tiada henti justru bikin asam lambung jadi tinggi karena banyak makanan yang akhirnya harus dicerna tubuh.
Saran dokter "Makan sedikit tapi sering" itu dikhususkan untuk menu makanan utama yang porsinya dibagi-bagi dalam 1 hari agar tidak buat begah perut.
Tapi, jangan disalahgunakan untuk menu-menu cemilan yang beraneka ragam dan belum tentu sehat.
Batasi frekuensi kamu ngemil tiap hari.
Fokus pada menu makanan utama yang benar-benar tubuh kamu butuhkan.
2. Makan Sampai Puas.
Masalah tetap akan muncul meskipun frekuensi makan hanya 3x sehari, tetapi porsi dalam 1x makan sangat banyak.
Umumnya terjadi di pola makan diet yang hanya makan 1-2x sehari, dimana sangat fokus pada jumlah kalori harian yang dibutuhkan.
Selain itu, juga dapat terjadi di kebiasaan makan yang dimana makan harus terasa "puas" dulu baru berhenti.
Rasa "puas" itu sendiri sangat subjektif dan tergantung perasaan, bukan tergantung volume lambung tubuh kita yang sebenarnya.
Volume lambung yang terlalu penuh akan memaksa produksi asam lambung yang lebih tinggi.
Hal ini bikin Maag dan GERD sangat mudah muncul dan parah.
Belajar mendengar diri lebih baik saat makan dan berhenti makan sebelum merasa kekenyangan.
3. Menu makanan tinggi karbohidrat dan lemak jenuh.
Nasinya harus lebih banyak dari jenis makanan yang lain atau makanannya lebih banyak yang digoreng atau ditumis.
Kedua hal tersebut dapat dengan mudah memicu asam lambung tinggi karena harus benar-benar dicerna sempurna atau malah timbul penyakit lainnya di tubuh.
Selain itu, menu makanan seperti daging dan jeroan pun dapat memicu produksi asam lambung tinggi karena tekstur makanannya yang keras.
Perhatikan kembali menu makanan apa saja yang paling sering kamu konsumsi tiap hari.
Perbanyak variasi dan seimbangkan dengan sayuran segar untuk jaga keseimbangan kadar asam lambung.
4. Pikiran Cemas & Overthinking.
Banyak yang masih ga sadar kalau pikiran kita punya pengaruh ke tubuh.
Pikiran yang terlalu sering cemas dan overthinking dapat dengan mudah memicu asam lambung tinggi.
Serta, akan semakin parah kalau pikiran tadi tidak segera diselesaikan dan malah diacuhkan atau dipendam.
Tubuh kita akan mengingatkan kita kembali dengan memunculkan gejala-gejala yang tidak nyaman.
Luangkan waktu lebih banyak memperhatikan pola pikiran kamu dan segera selesaikan hal-hal yang dapat kamu kendalikan.
Kembalikan Kadar Asam Lambung Jadi Normal Dengan Alami
Asam lambung yang tinggi dapat normal kembali dengan alami selama pemicu-pemicu diatas jarang kita lakukan lagi.
Mulai jalan pola hidup sehat dengan langkah-langkah ini:
- Batasi kebiasaan ngemil hanya 1-3x dalam 1 minggu.
- Ganti cemilan manis dengan buah-buahan segar.
- Perbanyak konsumsi sayuran minimal 400gram setiap hari.
- Ganti cemilan gorengan dengan jus sayuran segar.
- Latihan puasa minimal 1x tiap minggu.
Jangan ragu untuk memulai hidup sehat karena tidak ada kata terlambat selagi kita mampu untuk bernapas dan berpikir.
Mulai dari sekarang dan pastikan diri kamu di masa depan bersyukur dengan langkah pertama sehat yang kamu lakukan ini.
- Engevik A. C., et al. 2020. The Physiology of the Gastric Parietal Cell. Physiological reviews vol. 100. DOI:10.1152/physrev.00016.2019
- Schubert M. L. Physiologic, pathophysiologic, and pharmacologic regulation of gastric acid secretion. Current opinion in gastroenterology vol. 33. DOI:10.1097/MOG.0000000000000392
- Schubert M. L. Functional anatomy and physiology of gastric secretion. Current opinion in gastroenterology vol. 31. DOI:10.1097/MOG.0000000000000213
- Waldum H. L., et al. The regulation of gastric acid secretion - clinical perspectives. Acta physiologica (Oxford, England) vol. 210. DOI:10.1111/apha.12208
- Çela L., et. al. 2013. Lifestyle Characteristics and Gastroesophageal Reflux Disease: a Population-Based Study in Albania. Gastroenterology Research and Practice. DOI: 10.1155/2013/936792
- Sethi S. And Richter J. E. 2017. Diet and Gastroesophageal Reflux Disease: Role in Pathogenesis and Management. Current Opinion in Gastroenterology. DOI: 10.1097/MOG.0000000000000337
- Surdea-Blaga T., et. al. 2017. Food and Gatroesophageal Reflux Disease. Current Medicinal Chemistry. DOI: 10.2174/0929867324666170515123807