Tata cara pesan
Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang terdapat di indung telur atau ovarium. Kista ovarium cukup umum terjadi di masa kesuburan wanita. Mari kenali gejala dan penyebab kista ovarium, serta cara mengatasinya!
Apa Itu Kista Ovarium?
Wanita memiliki dua ovarium yang masing-masing berada di sebelah kanan dan kiri rahim. Nah, kista ovarium bisa terjadi di salah satu atau bahkan di kedua ovarium tersebut.
Ovarium punya dua fungsi, yakni melepaskan sel telur sebagai bagian dari siklus menstruasi, serta untuk produksi hormon estrogen dan progesteron.
Oleh sebab itu, penyakit kista ovarium biasanya berdampak pada siklus menstruasi dan kesehatan reproduksi.
Hal ini menyebabkan beberapa perempuan yang memiliki kista ovarium mengalami kesulitan untuk hamil.
Baca Juga: 7 Makanan Penghancur Kista Secara Alami
Gejala Kista Ovarium
Bentuk kista ovarium bisa kecil dan besar, serta bisa berbentuk padat atau berisi cairan encer.
Bentuk kista yang kecil biasanya nggak berbahaya dan nggak menimbulkan gejala. Tapi kalau ukuran kista membesar, barulah akan terasa tanda-tanda kista ovarium yang mengganggu.
Ini ciri-ciri kista ovarium yang perlu kamu sadari:
- Menstruasi nggak teratur, mulai dari frekuensi terlalu sering atau sangat jarang.
- Nyeri haid berlebihan hingga tidak dapat melakukan aktivitas sama sekali.
- Kesulitan menjalani program hamil.
- Mood mudah berubah, mudah stres atau sedih.
- Mudah berjerawat di berbagai bagian tubuh.
- Gangguan metabolisme tubuh seperti mudah naik berat badan hingga obesitas.
- Sakit saat melakukan hubungan seksual.
- Sakit pinggul yang bisa menjadi sangat parah dan terasa tiba-tiba.
- Sering kebelet pipis.
- Perut kembung dan buncit
- Gampang kenyang meski hanya makan sedikit.
Di beberapa kasus, kista ovarium bisa pecah dan menimbulkan pendarahan di dalam. Kamu harus segera ke dokter kalau mengalami ciri kista ovarium seperti:
- Sakit perut berlebihan dan tiba-tiba.
- Sakit perut yang diikuti oleh demam dan muntah.
- Pusing dan sangat.
- Napas cepat yang nggak beraturan.
Penyebab Kista Ovarium
Beberapa penyebab kista ovarium di antaranya:
- Ovulasi: Kebanyakan kista terjadi saat folikel tumbuh, tapi nggak pecah untuk melepaskan sel telur.
- Endometriosis: Wanita yang punya masalah endometriosis berat bisa mengalami kista ovarium.
- Radang panggul: Kamu bisa mengalami kista bernanah di area ovarium kalau kamu mengalami infeksi panggul.
- Masalah hormon: Risiko terkena kista ovarium lebih besar kalau kamu memiliki kondisi kesehatan yang memengaruhi hormon, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Diagnosis Kista Ovarium
Seringkali dokter menemukan kista ovarium saat kamu melakukan pemeriksaan panggul. Untuk mendiagnosis kista ovarium, biasanya dokter akan menyarankan salah satu atau beberapa tes di bawah ini:
- Tes kehamilan: Kista ovarium umum terjadi pada wanita yang sedang hamil.
- USG panggul: Dengan USG ini, dokter bisa memastikan apakah ada kista ovarium di indung telur, melihat letaknya, dan memastikan bentuknya.
- Laparoskopi: Dokter akan memasukkan alat kecil dan tipis melalui sayatan kecil di perut. Melalui laparoskopi, dokter bisa melihat kista ovarium dan menghilangkannya melalui operasi.
- Tes darah: Kalau kista ovarium berbentuk padat, dokter biasanya akan melalukan tes darah untuk mendeteksi kadar protein bernama CA 125 dalam darah.
Soalnya, kadar CA 125 yang tinggi berarti kamu berisiko terkena kanker ovarium. Tapi kondisi ini juga bisa terjadi bila kamu mengalami endometriosis dan radang panggul.
Baca Juga: Apakah Pengidap Kista Ovarium Bisa Hamil? Ini Jawabannya!
Cara Mengatasi Kista Ovarium
Agar kamu bisa mendeteksi kista ovarium sedini mungkin, selalu perhatikan siklus menstruasi dan perubahan gejala haid yang kamu rasakan.
Dalam kebanyakan kasus, kista ovarium akan hilang dengan sendirinya selama beberapa bulan tanpa perlu pengobatan.
Pengobatan kista ovarium bergantung pada ukuran dan bentuknya, serta gejala yang kamu rasakan. Ini beberapa cara mengobati kista ovarium:
1. Perawatan Medis
Kamu bisa melakukan USG untuk beberapa minggu atau bulan setelahnya untuk mengecek apakah kista ovarium sudah hilang.
Kalau ternyata kista sudah nggak ada, itu artinya tes dan pengobatan nggak diperlukan. Operasi akan dilakukan kalau kista masih ada.
Operasi kista ovarium diperlukan kalau kista berukuran besar, nggak kunjung hilang, atau menyebabkan gejala serius.
Kamu juga dianjurkan melakukan operasi kista ovarium kalau mendekati atau sudah menopause, sebab kista berisiko tinggi menjadi kanker.
Baca Cerita: Syafitriana Rizkia, Sukses Hamil Padahal Ada Kista
2. Obat-obatan
Sebenarnya nggak ada obat khusus yang dibuat untuk kista ovarium. Tapi dokter akan memberikan obat untuk meredakan nyeri yang kamu rasakan.
Dokter biasanya meresepkan pil KB atau obat hormon lainnya. Pengobatan hormon nggak membuat kista sembuh, tapi bisa mencegah tumbuhnya kista baru.
3. Memperbaiki Keseimbangan Hormon
Untuk mencegah kista ovarium, kamu bisa mulai memperbaiki keseimbangan hormon di tubuhmu.
Beberapa kondisi sehari-hari seperti stres, jadwal tidur, dan kebiasaan makan yang buruk dapat membuat hormon jadi nggak seimbang.
Untungnya kita bisa bantu mengembalikan keseimbangan hormonal dengan memperbaiki beberapa aspek dalam pola hidup kita, seperti pola makan, tidur, aktivitas fisik, dan mental.
Supaya kamu bisa mengubah kebiasaan makan menjadi lebih baik, cobalah konsumsi lebih banyak makanan sehat seperti karbohidrat kompleks, protein, sayuran dan buah, serta menghindari makanan manis dan digoreng.
4. Rutin Minum Detox Women’s Health Seminggu Sekali
Minum jus detox juga bisa membantu mengembalikan keseimbangan hormon, lho! Ada jus cold press Detox for Women's Health dari nakedpress yang dibuat khusus untuk meningkatkan kesehatan wanita.
Bila dikonsumsi rutin 1 kali seminggu, detox for Women’s Health bisa memperbaiki hormon wanita, melancarkan haid, mengurangi nyeri menstruasi, dan membantu mencegah kista, termasuk kista ovarium.
Untuk jus yang bisa kamu minum setiap hari, coba Wild Flower, deh! Jus 3 diva ini dibuat dari tomat, apel, dan wortel yang bermanfaat buat menjaga menstruasi agar teratur, menyeimbangkan hormon wanita, dan mengatasi peradangan.
Beli Paket Detox Women's Health untuk Mengatasi Kista
Jaga terus keseimbangan hormon dan kesehatan wanita untuk mencegah munculnya kista ovarium dengan rajin minum jus detox dari nakedpress!
Pengalaman Mengatasi Kista dengan Rutin Detox nakedpress
Baca cerita Debby Kurniadi yang kista-nya mengecil setelah lakukan diet sehat
Sumber:
- Chavarro JE., et. al. 2007. Diet and Lifestyle in the Prevention of Ovulatory Disorder Infertility. Obstetrics & Gynecology, 110(5), pp. 1050-8
- Moran LJ, et. al. 2011. Lifestyle Changes in Women with Polycystic Ovary Syndrome. Cochrane Database of Systematic Reviews, 2, pp. 1-56
- Moran LJ., et. al. 2015. The Association of a Mediterranean-Style Diet Pattern with Polycystic Ovary Syndrome Status in a Community Cohort Study. Nutrients, 7, pp. 8553-64
- Dennet CC. and Simon J. 2015. The Role of Polycystic Ovary Syndrome in Reproductive and Metabolic Health: Overview and Approaches for Treatment. Diabetes Spectrum, 28(2), pp. 116-20
- Ganie MA. and Kalra S. 2011. Polycystic Ovary Syndrome - A Metabolic Malady, The Mother of All Lifestyle Disorders in Women - Can Indian health Budget Tackle It in Future. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism, 15(4), pp. 239-41
- Panth N., et. al. 2018. The Influence of Diet on Fertility and The Implications for Public Health Nutrition in the United States. Diet, Fertility, Public Health Implications, 6(211), pp. 1-7
- Emaus MJ., et. al. 2015. Vegetable and Fruit Consumption and the Risk of Hormone Receptor - Defined Breast Cancer in the EPIC Cohort. American Society for Nutrition, 2015, pp. 1-10
- Xiao E. and Ferin M. 1997. Stress-related Disturbances of The Menstrual Cycle. The Finnish Medical Society DUODECIM, 29, pp. 215-9
- Ranabir S. and Reetu K. 2011. Stress and Hormones. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism, 15(1), pp. 18-22
- Clemens R., et. al. 2015. Squeezing Fact from Fiction about 100% Fruit Juice. American Society for Nutrition Advance Nutrition, 6, p. 2365-435
- ter Horst JP., et. al. 2012. Relevance of Stress and Female Sex Hormones for Emotion and Cognition. Cellular and Molecular Neurobiology, 32, pp. 725-35
- Slavin JL. and Lloyd B. 2012. Health Benefits of Fruits and Vegetables. American Society fo Nutrition Advance Nutrition, 3, pp. 506-16
- Liu RH. 2013. Health-Promoting Components of Fruits and Vegetables in the Diet. American Society for Nutrition Advance Nutrition, 4, pp. 3845-925
- Silbernagl S. and Despopoulos A. 2009. Color Atlas of Physiology 6th New York: Thieme
- Silbrnagl S. and Lang F. 2016. Color Atlas of Pathophysiology 3rd New York: Thieme.
- Combs Jr G. and McClung JP. 2017. The Vitamins 5th Edition. London: Elsevier.
- Medeiros DM. and Wildman REC. 2019. Advanced Human Nutrition. Burlintong: Jones & Barlett Learning.
- Hever J. and Cronise RJ. 2017. Plant-Based Nutrition for Healthcare Professionals: Implementing Diet as a Primary Modality in the Prevention and Treatment of Chronic Disease. Journal of Geriatric Cardiology, 14, pp. 355-68
- Liu RH. 2013. Health-Promoting Components of Fruits and Vegetables in the Diet. Advance Nutrition, 4, pp. 3845-925
- Slavin JL. and Lloyd B. 2012. Health Benefits of Fruits and Vegetables. Advance Nutrition, 3, pp. 506-16