Tata cara pesan
Banyak pria yang belum sadar betapa pentingnya keseimbangan hormon untuk kesehatan. Hormon pria berperan besar dalam performa seksual dan kesuburan.
Yuk, simak ulasan tentang hormon laki-laki dan cara menjaganya agar tetap seimbang.
Hormon pada Laki-laki dan Fungsinya
Hormon pada pria adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin. Hormon akan berkomunikasi dengan sel dan organ tubuh untuk menjalankan perannya masing-masing.
Makanya, hormon sangat berpengaruh pada kesehatanmu. Apa saja macam-macam hormon laki-laki dan fungsinya bagi tubuh?
1. Testosteron
Hormon testosteron pada pria diproduksi di testis. Kadar hormon testosteron sangat penting untuk perkembangan dan fungsi seksual pria.
Laki-laki juga butuh testosteron untuk membuat sperma. Makanya, testosteron disebut sebagai hormon reproduksi pria.
Fungsi testosteron di antaranya:
- Memulai dan menyelesaikan proses puber pada laki-laki.
- Perkembangan tulang dan otot.
- Pertumbuhan rambut di tubuh dan wajah.
- Membuat suara jadi lebih berat.
- Libido dan fungsi seksual pria.
- Pertumbuhan dan fungsi kelenjar prostat.
- Produksi sperma.
Pria dengan kadar testosteron rendah biasanya mengalami turunnya hasrat seksual, gampang lelah, penyusutan otot, gangguan mood, disfungsi ereksi, dan depresi.
Turunnya kadar testosteron dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya masalah kesehatan, kehilangan atau kerusakan pada testis, diabetes, dan obesitas.
2. Follicle-stimulating Hormone (FSH)
Hormon FSH pada laki-laki berguna untuk mengontrol jumlah sperma yang dibuat oleh testis. Hormon pria ini juga memengaruhi kualitas sperma.
Kekurangan atau kelebihan hormon FSH akan berdampak pada beberapa aspek di tubuh. Lakukan tes FSH kalau kamu mengalami gejala ini:
- Istrimu nggak kunjung hamil setelah menjalani promil selama 12 bulan.
- Libido berkurang dibanding biasanya.
- Jumlah sperma lebih sedikit.
- Rambut dan otot berkurang.
Tes FSH akan membantu mendiagnosis penyebab gangguan kesuburan dan sperma berkurang, serta mengecek gangguan kesehatan yang memengaruhi kondisi testis.
3. Luteinizing hormone (LH)
Fungsi hormon LH pada laki-laki adalah menstimulasi testis untuk memproduksi hormon testosteron, yang nantinya akan menghasilkan sperma.
Kalau kamu mengalami ketidakseimbangan hormon LH, gejala yang muncul akan mirip dengan hormon FSH yang nggak seimbang.
Tanda yang paling mudah dilihat adalah istri sulit hamil, jumlah sperma sedikit, dan rendahnya hasrat berhubungan seksual.
Selain tes FSH, kamu juga disarankan melakukan tes LH untuk mengecek penyebab rendahnya kadar testosteron dan gangguan reproduksi yang kamu alami.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Yang Ternyata Bikin Pengaruh Ke Hormon Tubuh Kita
Faktor yang Memengaruhi Kesehatan Laki-laki
Selain hormon-hormon pria di atas, ada hal lain yang berperan dalam kesehatan dan reproduksi pria. Di antaranya:
- Kadar hormon insulin: Insulin tinggi menurunkan testosteron.
- Kadar hormon tiroid: Fluktuasi tiroid mempengaruhi testosteron.
- Hormon stres (kortisol dan adrenalin): Stres menurunkan produksi sperma.
- Lemak tubuh: Lemak menurunkan kadar testosteron.
- Kemampuan detoksifikasi tubuh: Racun mengurangi produksi hormon.
- Radikal bebas: Merusak produksi hormon.
- Aktivitas fisik: Olahraga menjaga kadar testosteron optimal.
- Mikronutrien: Vitamin dan mineral penting untuk produksi hormon dan sperma.
Baca Cerita: Regaf Piliang, Gangguan Produksi Sperma Tapi Sukses Promil?
Detox nakedpress, Bantu Menyeimbangkan Hormon
Kunci utama dalam menjaga dan mengembalikan keseimbangan hormon pria, sekaligus meningkatkan kesuburan pria adalah menjalani pola hidup sehat.
Supaya hormon seimbang, sebaiknya rutin detox nakedpress seminggu sekali. Detox nakedpress adalah puasa dengan jus sayur buah selama sehari, sehingga memberikan organ tubuh istirahat.
Meski puasa, kamu tetap bisa mendapatkan vitamin dan mineral tubuh karena paket detox nakedpress terdiri dari 8 botol jus yang mengandung 5 kg sayur dan buah segar, tanpa pengawet dan pemanis tambahan.
Detox Men's Health diformulasikan untuk pria, memiliki manfaat untuk:
- menjaga kesehatan reproduksi pria
- meningkatkan kesuburan
- menambah stamina dan vitalitas
- meningkatkan imun
- menjaga berat badan ideal
Yuk, mulai hidup sehat dengan minum jus detox nakedpress sekarang!
- Liu R.H. 2013. Health-Promoting Components of Fruits and Vegetables in the Diet. Advance. Nutrition. DOI: 10.3945/an.112.003517
- Farmer B., et. al. 2010. A Vegetarian Dietary Pattern as a Nutrient-Dense Approach to Weight Management: An Analysis of the National Health and Nutrition Examination Survey 1999-2004. Journal of American DIetetic Association. DOI: 10.1016/j.jada.2011.03.012
- Gedi M.A., et. al. 2017. Component Analysis of Nutritionally Rich Chloroplasts: Recovery from Conventional and Unconventional Green Plant Species. Journal of Food Science and Technology. DOI: 10.1007/s13197-017-2711-8
- Abourashed E.A. 2013. Bioavailability of Plant-Derived Antioxidants. Antioxidants. DOI: 10.3390/antiox2040309
- Schaefer B.A., et. al. 2012. Cancer and Related Case Studies Involving Salvestrol and CYP1B1. Journal of Orthomolecular Medicine, Vol 23 Number 3
- Slavin J.L. and Lloyd B. 2012. Health Benefits of Fruits and Vegetables. Advances Nutrition. DOI: 10.3945/an.112.002154
- Hodges R.E. and Minich D.M. 2015. Modulation of Metabolic Detoxification Pathways Using Foods and Food-Derived Components: A Scientific Review with Clinical Application. Journal of Nutrition and Metabolism. DOI: 10.1155/2015/760689
- Bellik Y., e.t al. 2013. Molecular Mechanism Underlying Anti-Inflammatory and Anti-Allergic Activities of Phytochemicals: An Update. Molecules. DOI: 10.3390/molecules18010322
- Holst B. and Williamson G. 2008. Nutrients and Phytochemicals: from Bioavailability to Bioefficacy beyond antioxidants. Current Opinion in Biotechnology. DOI: 10.1016/j.copbio.2008.03.003
- Pandey K.B. and Rizvi S.B. 2009. Plant Polyphenols as Dietary Antioxidants in Human Health and Disease. Oxidative Medicine and Cellular Longevity. DOI: 10.4161/oxim.2.5.9498
- Durazzo A., et. al. 2018. Fruit-Based Juices: Focus on Antioxidant Properties - Study Approach and Update. Phytotherapy Research. DOI: 10.1002/ptr.6380
Pyo Y., et. al. 2014. Comparison of the Effects of Blending and Juicing on the Phytochemicals Contents and Antioxidant Capacity of Typical Korean Kernel Fruit Juices. Preventive Nutrition and Food Science. DOI: 10.3746/pnf.2014.19.2.108 - Bragazzi N.L., et. al. 2018. Fasting and Its Impact on Skin Anatomy, Physiology, and Physiopathology: A Comprehensive Review of the Literature. Nutrients. DOI: 10.3390/nu11020249
- Bagherniya M., et. al. 2018. The Effect of Fasting or Calorie Restriction on Autophagy Induction: a Review of the Literature. Ageing Research Reviews. DOI: 10.1016/j.arr.2018.08.004
- Maughan R. J., et. al. 2012. The Effects of Fasting on Metabolism and Performance. British Journal of Sport Medicine. DOI: 10.1136/bjsm.2010.072181
- Bak A. M., et. al. 2018. Prolonged Fasting-Induced Metabolic Signatures in Human Skeletal Muscle of Lean and Obese Men. PLoS ONE. DOI: 10.1371/journal.pone.0200817
- Necioni A., et. al. 2018. Fasting and Cancer: Molecular Mechanisms and Clinical Application. Nature Reviews Cancer. DOI: 10.1038/s41568-018-0061-0
- de Groot S., et. al. 2019. Effects of Short-Term Fasting on Cancer Treatment. Journal of Experimental and Clinical Cancer Research. DOI: 10.1186/s13046-019-1189-9
- Anton S. D., et. al. 2018. Flipping the Metabolic Switch: Understanding and Applying Health Benefits of Fasting. Obesity (Silver Spring). DOI: 10.1002/oby.22065
- de Toledo F. W., et. al. 2019. Safety, Health Improvement and Well-Being During a 4 to 21 Day Fasting Period in an Observational Study Including 1422 Subjects. PLoS ONE. DOI: 10.1371/journal. pone.0209353
- Johnstone A. 2015. Fasting for Weight Loss: an Effective Strategy or Latest Dieting Trend?. International Journal of Obesity. DOI: 10.1038/ijo.2014.214
- Patterson R. E. and Sears D. D. 2017. Metabolic Effects of Intermittent Fasting. Annual Review of Nutrition. DOI: 10.1146/annurev- nutr- 071816- 064634