Tata cara pesan
Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) sudah nggak asing lagi di kalangan wanita. Sayangnya, PCOS seringnya baru disadari saat gejala yang muncul sudah berat dan pengobatan jadi lebih susah dijalani.
Sangat penting bagi kamu untuk benar-benar memahami apa itu PCOS pada wanita, ciri penyakit PCOS, hingga langkah pengobatan dan pencegahannya.
Apa Itu PCOS?
PCOS adalah gangguan hormon yang berdampak pada indung telur (ovarium). Penyakit PCOS terjadi pada 1 dari 10 wanita dalam usia reproduktif dan menjadi salah satu penyebab utama infertilitas.
Kondisi ini bisa terjadi sejak pubertas, tapi kemungkinan nggak akan terdeteksi sampai kamu sedang menjalani program hamil dan mengalami kesulitan untuk hamil.
PCOS nggak bisa sembuh total, tapi gejalanya bisa diminimalisir. Wanita dengan PCOS juga tetap bisa hamil secara alami kalau menjalani perubahan gaya hidup dan mengonsumsi obat dari dokter.
Gejala PCOS
Tanda-tanda PCOS pada wanita bisa berbeda-beda, tapi ada beberapa gejala umum yang sering terjadi bila kamu terkena PCOS. Ini ciri-ciri PCOS yang perlu kamu sadari:
- Jadwal menstruasi berantakan (nggak menstruasi selama berbulan-bulan, menstruasi terlalu lama, atau siklus yang nggak menentu).
- Menstruasi sangat sakit lebih dari 3 hari.
- Tumbuh banyak rambut halus di wajah seperti kumis atau janggut.
- Berat badan naik dengan cepat.
- Banyak rambut yang rontok.
- Jerawatan parah di wajah, dada, dan punggung.
- Kulit berminyak dan kusam.
- Mood yang sangat cepat berubah.
- Kulit menggelap di bagian leher, ketiak, selangkangan, atau di bawah payudara.
- Munculnya kista di ovarium.
Terkadang ciri-ciri PCOS pada wanita sulit untuk dideteksi karena mirip dengan tanda penyakit lain. Tapi kamu disarankan untuk segera periksa ke dokter kalau mengalami tiga atau lebih gejala di atas.
Baca Cerita Sukses: Ridhawaty, Karena PCOS Bikin Mens Aku Telat 3 Bulan
Penyebab PCOS
Meski dokter tidak bisa mengetahui persis apa saja penyebab PCOS, tapi ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko kamu terkena PCOS:
1. Berat Badan Berlebih
Wanita dengan berat badan yang berlebihan bahkan obesitas punya risiko lebih tinggi mengidap PCOS. Kamu yang memiliki PCOS juga biasanya mengalami kenaikan berat badan yang signifikan.
2. Hormon Nggak Seimbang
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, PCOS adalah penyakit ketidakseimbangan hormon. Hormon-hormon tersebut di antaranya estrogen, progesteron, androgen, dan kortisol.
Seluruh hormon itu berfungsi dalam mengatur kesehatan reproduksi, gula darah, dan stres.
3. Resistensi Insulin
Insulin adalah hormon yang mengubah gula menjadi energi di tubuhmu. Kalau sel jadi resisten terhadap insulin, gula darah pun akan naik, kemudian tubuh jadi memproduksi lebih banyak insulin untuk menurunkan kadar gula darah.
Terlalu banyak insulin membuat tubuh kesulitan melepaskan sel telur (ovulasi). Obesitas dan nafsu makan meningkat juga menjadi ciri resistensi insulin.
4. Genetik
Kamu lebih mungkin terkena PCOS kalau saudara perempuan atau ibumu juga mengidap PCOS. Hal ini kemungkinan terjadi karena kesamaan gaya hidup di dalam keluarga.
Baca Juga: Penyebab PCOS dan Cara Mengatasinya
Komplikasi PCOS
Ada komplikasi yang bisa terjadi pada pengidap PCOS:
- Kesulitan untuk hamil.
- Diabetes gestasional.
- Keguguran atau kelahiran prematur.
- Steatohepatitis non-alkoholik (peradangan liver akibat penumpukan lemak di hati).
- Sindrom metabolik (tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi).
- Diabetes tipe 2.
- Sleep apnea.
- Depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan makan.
- Kanker di lapisan rahim (kanker endometrium).
Cara Mengobati PCOS
Walau PCOS nggak bisa sembuh permanen, tapi kamu bisa mengurangi gejala PCOS dengan cara-cara ini:
1. Obat-obatan dari Dokter
Dokter biasanya memberikan obat-obatan untuk melancarkan menstruasi pada wanita dengan PCOS, yakni:
- Pil KB: Pil KB akan menurunkan produksi hormon androgen. Regulasi hormon akan melancarkan menstruasi, mengurangi pertumbuhan rambut berlebih di tubuh, serta mengurangi jerawat.
- Terapi progestin: Berfungsi untuk membuat menstruasi teratur dan mencegah kanker endometrium.
- Obat diabetes: Menurunkan resistensi insulin, membantu ovulasi, mengurangi risiko diabetes tipe 2, dan membantu menurunkan berat badan.
2. Menjaga Berat Badan
Menjaga berat badan sangat penting untuk mengatasi PCOS. Berat badan yang sehat bisa mengurangi kadar androgen dan bikin pengobatan dari dokter jadi lebih efektif
Menurunkan berat badan juga membuat kemungkinan hamil meningkat. Kamu bisa mulai dengan perbanyak makanan sehat dan rutin berolahraga 30 menit sehari.
3. Detox dengan Jus Sayuran
Memperbanyak konsumsi sayuran dan buah sangat disarankan bagi kamu yang punya PCOS. Buat kamu yang nggak terbiasa makan sayuran dan buah, cold press juice dari nakedpress dapat menjadi solusi.
Ada paket Detox for Women's Health yang bisa rutin diminum 1x per minggu. Paket detox khusus wanita ini membantu meringankan gejala PCOS, melancarkan haid, dan menurunkan berat badan.
Beli Detox Women's Health untuk Mengatasi PCOS
Sementara untuk jus harian, minumlah Wild Flower alias jus 3 diva. Jus tomat, apel, dan wortel ini baik dikonsumsi bagi pengidap PCOS, membantu promil, sekaligus mengembalikan keseimbangan hormon wanita.
Baca Juga: Makanan Yang Baik untuk PCOS
Langkah Pencegahan PCOS
Sebagai tindakan pencegahan PCOS, lakukanlah langkah-langkah ini:
1. Mengubah Gaya Hidup
Cara mencegah PCOS yang paling mudah adalah melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.
Hal ini bisa dengan cara berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, mengelola stres, dan memperbaiki kualitas tidur.
Semua cara itu bisa menjaga keseimbangan hormon di tubuh supaya kamu nggak terkena PCOS.
2. Makan Makanan Bergizi
Kurangi makanan tinggi kalori seperti gorengan dan makanan manis supaya gula darah nggak naik dan mencegah resistensi insulin.
Perbanyak makan makanan tinggi lemak sehat seperti ikan, alpukat, dan kacang-kacangan, serta makanan tinggi serat seperti buah dan sayuran.
3. Olahraga Teratur
Rajin olahraga akan membantu menyeimbangkan hormon dan metabolisme, juga membantu mengontrol berat badan.
Kamu nggak perlu langsung melakukan olahraga intens, cukup dengan berjalan kaki, bersepeda, atau berenang. Pokoknya pilih olahraga yang bisa membuatmu senang supaya kamu bisa melakukannya dengan rutin!
Penyakit PCOS bisa diatasi dengan mengatur pola hidup dan meninggalkan kebiasaan buruk yang berdampak pada hormon wanita. Yuk, hidup lebih sehat mulai dari sekarang supaya gejala PCOS nggak makin parah!
- Silbernagl S. and Despopoulus A. 2009. Color Atlas of Physiology 6th Edition. Thieme: New York.
- Silbernagl S. and Lang F. 2016. Color Atlas of Pathophysiology 3th Edition. Thieme: New York.
- Watson R. S., ed. 2015. Handbook of Fertility Nutrition, Diet, Lifestyle, and Reproductive Health. Elsevier: USA.
- Azziz R., et. al. 2008. The Androgen Excess and PCOS Society Criteria for the Polycystic Ovary Syndrome: the Complete Task Force Report. Fertil Steril. DOI: 10.1016/j.fertnstert.2008.06.035.
- Tetel M. J., et. al. 2018. Steroids, Stress and the Gut Microbiome-Brain Axis. Journal of Neuroendocrinology. DOI: 10.1111/jne.12548.
- Zhang H. and Sairam M. R. 2014. Sex Hormone Imbalances and Adipose Tissue Dysfunction Impacting on Metabolic Syndrome a Paradigm for the Discovery of Novel Adipokines. Hormone Molecular Biology and Clinical Investigation. DOI: 10.1515/hmbci-2014-0002.
- Shin J., et. al. 2019. Serum Level of Sex Steroid Hormone is Associated with Diversity and Profiles of Human Gut Microbiome. Research in Microbiology. DOI: 10.1016/j.resmic.2019.03.003.
- Seth B., et. al. 2013. Association of Obesity with Hormonal Imbalance in INfertility: A Cross-Sectional Study in North Indian Women. Indian Journal of Clinical Biochemistry. DOI: 10.1007/s12291-013-0301-8.
- Pillon N. J. and Soulage C. O. 2012. Lipid Peroxidation by-Products and the Metabolic Syndrome. Lipid Peroxidation. DOI: 10.5772/46019.
- Diamanti-Kandarakis E., et. al. 2017. Nutrition as a Mediator of Oxidative Stress in Metabolic and Reproductive Disorders in Women. European Journal of Endocrinology. DOI: 10.1530/EJE-16-0616
- Hosseini B. and Eslamian G. 2014. Association of Dietary Factors with Male and Female Infertility: Review of Current Evidence. Thrita. DOI: 10.5812/thrita.20953
- Rybaczyk L. A., et. al. 2005. An overlooked connection: Serotonergic mediation of estrogen-related physiology and pathology. BMC Women’s Health. DOI: 10.1186/1472-6874-5-12
- Venkatalakshmi P., et. al. 2016. Role of Phytochemicals as Immunomodulatory Agents: A Review. International Journal of Green Pharmacy. DOI: 10.22377/ijgp.v10i1.600
- Allen N. E. and Key T. J. 2000. The Effects of Diet on Circulating Sex Hormone Levels in Men. Nutrition Research Reviews. DOI: 10.1079/095442200108729052
- Brown L. M., et. al. 2010. Metabolic Impact of Sex Hormones on Obesity. Brain Research. DOI: 10.1016/j.brainres.2010.04.056
- Slavin J. L. and Lloyd B. 2012. Health Benefits of Fruits and Vegetables. Advances in Nutrition. DOI: 10.3945/an.112.002154.
- Butalla A. C., et. al. 2013. Effects of a Carrot Juice Intervention on Plasma Carotenoids, Oxidative Stress, and Inflammation in Overweight Breast Cancer Survivors. Nutrition and Cancer. DOI: 10.1080/01635581.2012.650779
- Panth N., et. al. 2018. The Influence of Diet on Fertility and the Implications for Public Health Nutrition in the United States. Frontiers in Public Health. DOI: 10.3389/fpubh.2018.00211